Refleksi Sikap: Membangun Kebangsaan dalam Komunitas
Kampus
Anbiya Panji Dewantoro
NIM: 43125010216
Abstrak
Tulisan ini mengangkat refleksi sikap individu, khususnya mahasiswa, dalam upaya membangun kebangsaan di lingkungan kampus. Kampus sebagai ruang bertumbuhnya nilai nasionalisme dan persatuan memiliki peran strategis dalam membentuk karakter kebangsaan yang aktif dan positif. Melalui refleksi sikap, diharapkan tercipta komunitas kampus yang harmonis dan mampu memperkuat rasa kebangsaan sebagai pondasi bangsa yang kokoh.
Kata Kunci: Refleksi sikap, kebangsaan, komunitas kampus, nasionalisme,
persatuan.
PENDAHULUAN
Kebangsaan adalah fondasi utama bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai kebangsaan seperti cinta tanah air, persatuan, toleransi, dan tanggung jawab menjadi yang harus terus dijaga dan dikembangkan. Dalam hal ini, kampus merupakan tempat yang sangat strategis karena tempat bertemunya berbagai latar belakang yang beragam, di mana mahasiswa sebagai agen perubahan memiliki peran penting dalam mempertahankan nilai-nilai tersebut.
Lingkungan kampus merupakan cerminan masyarakat yang majemuk. Karena mencakup variasi suku, agama, budaya, dan pandangan politik. Keragaman ini menjadi kekayaan sekaligus tantangan untuk membangun sikap kebangsaan yang harmonis dan inklusif. Oleh karena itu, pembinaan sikap kebangsaan di kampus tidak hanya menjadi tugas institusi, tetapi juga tanggung jawab seluruh warga kampus, khususnya mahasiswa yang merupakan generasi penerus bangsa.
PERMASALAHAN
Meskipun kampus memiliki potensi besar dalam membentuk sikap kebangsaan yang positif, dalam praktiknya terdapat beberapa kendala yang menghalangi terciptanya sikap tersebut, yaitu
- Sikap individualisme: Banyak mahasiswa yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompok kecil tanpa mempertimbangkan kepentingan bersama. Sikap ini berpotensi melemahkan semangat gotong royong dan solidaritas yang menjadi dasar kebangsaan.
- Apati terhadap isu kebangsaan: Rendahnya kepedulian terhadap isu-isu nasional, seperti keadilan sosial, kesenjangan ekonomi, atau permasalahan kebangsaan lain, mengakibatkan mahasiswa tidak merasa turut bertanggung jawab dalam memajukan bangsa.
- Perpecahan antar kelompok: Perbedaan latar belakang sering menimbulkan konflik antar kelompok mahasiswa, bahkan menimbulkan pembentukan suatu kelompok hanya berdasarkan agama ,ras, suku yang sama. Hal ini dapat merusak rasa persatuan dan menghambat terciptanya komunitas kampus yang inklusif.
- Kurangnya rasa solidaritas: Solidaritas sosial yang lemah membuat mahasiswa sulit bersatu menghadapi masalah bersama atau berkontribusi aktif dalam kemasyarakatan.
- Permasalahan ini jika tidak diatasi dapat menyebabkan melemahnya nilai-nilai kebangsaan dalam kampus dan bahkan mengancam persatuan bangsa di masa depan.
PEMBAHASAN
Untuk memperkuat sikap kebangsaan dalam lingkungan kampus, diperlukan refleksi sikap secara pribadi dan kolektif yang bertujuan membangun karakter kebangsaan yang solid dan adaptif menghadapi tantangan zaman. Beberapa sikap dan langkah yang dapat dilakukan adalah:
- Menumbuhkan rasa toleransi: Rasa toleransi harus menjadi landasan bagi semua interaksi di kampus. Mahasiswa perlu belajar menghargai perbedaan agama, suku, dan budaya tanpa prasangka. Toleransi membuka jalan dengan dialog yang sehat dan pemahaman antar kelompok yang berbeda.
- Meningkatkan partisipasi dalam kegiatan sosial-kebangsaan: Aktif terlibat dalam kegiatan yang memperkuat nilai kebangsaan seperti kerja bakti, seminar kebangsaan, atau mengikuti organisasi dapat mengasah rasa tanggung jawab dan nasionalisme mahasiswa.
- Memperkuat gotong royong dan solidaritas: Memupuk semangat gotong royong melalui kerja sama lintas fakultas dan komunitas kampus dalam berbagai aktivitas sosial, terutama yang berkaitan dengan kepentingan bersama, sangat penting dalam memperkokoh rasa kebersamaan.
- Memperdalam pemahaman nilai-nilai Pancasila dan sejarah bangsa: Mahasiswa perlu memahami secara mendalam mengenai nilai-nilai Pancasila, berdirinya bangsa Indonesia, dan perjuangan para pahlawan untuk kemerdekaan. Hal ini penting agar sikap kebangsaan mereka berakar pada kesadaran historis dan ideologis yang kuat.
Contoh nyata yang ada di kampus :
- Festival budaya yang melibatkan berbagai suku dan budaya untuk menunjukkan kekayaan keberagaman.
- Diskusi tentang pentingnya menjaga persatuan dan bagaimana mahasiswa dapat berkontribusi.
- Program mentoring lintas jurusan untuk memupuk hubungan personal yang erat di antara mahasiswa.
- Kegiatan sosial bersama masyarakat sekitar kampus yang meningkatkan empati dan jiwa nasionalisme.
Melalui langkah-langkah ini, sikap
kebangsaan akan terinternalisasi secara bertahap dalam kehidupan sehari-hari
kampus dan membentuk komunitas yang kuat dan dinamis.
KESIMPULAN DAN SARAN
Membangun sikap kebangsaan yang aktif dan positif dalam komunitas kampus sangat penting sebagai pondasi bagi persatuan bangsa di masa depan. Proses refleksi dan pengembangan sikap yang mencakup toleransi, gotong royong, cinta tanah air, dan pemahaman nilai-nilai kebangsaan akan mempersiapkan mahasiswa sebagai penerus bangsa yang mampu menghadapi berbagai tantangan sosial dan politik. Harmoni dan semangat nasionalisme yang tumbuh di kampus akan berimbas pada kualitas kehidupan bermasyarakat yang lebih baik secara luas. Oleh karena itu, upaya dari seluruh warga kampus harus dilakukan. Agar kampus benar-benar menjadi laboratorium kebangsaan yang efektif dan inspiratif.
Dalam proses membangun kebangsaan dalam komunitas kampus, berbagai langkah dan pendekatan dapat diambil untuk lebih mengintegrasikan nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa. Berdasarkan hasil refleksi terhadap pentingnya sikap kebangsaan, berikut adalah beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi acuan bagi perguruan tinggi, mahasiswa, dan berbagai pihak terkait dalam menciptakan kampus yang lebih berwawasan kebangsaan.
DAFTAR PUSTAKA
Rasdiyanti, A. D. (2021). Kesadaran
toleransi antar-umat beragama di kalangan mahasiswa Universitas Islam Malang
berdasarkan Pancasila. Jurnal Penelitian Humaniora, 24(2).
Hasanah, N. (2019). Implementasi nilai toleransi terhadap mahasiswa lintas keyakinan pada perguruan tinggi di Yogyakarta. Jurnal Kewarganegaraan, 3(1).
Siburian, M. S. P., Soesanto, E., & Alfataa, R. Z. (2025). Implementasi pentingnya persatuan melalui toleransi dan kerjasama generasi muda bangsa era globalisasi. Garuda: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Filsafat, 3(1).
Nandasari, Y. F., Isnata, D., & Irvan, M. (2023). Persepsi mahasiswa mengenai wawasan kebangsaan dan toleransi terhadap radikalisme di Jabodetabek dan Bandung. Jurnal Inovasi dan Kreativitas, 3(1).
Romadhon, S., & Subakti, T. (2022). Toleransi dan politik identitas: Studi tentang perilaku politik kebangsaan di Indonesia. As-Shahifah: Journal of Constitutional Law and Governance, 2(2).
Comments
Post a Comment