TUGAS MANDIRI 04: ANBIYA PANJI DEWANTORO E13

 Judul:


Merajut Kebersamaan di Kampus Mercu Buana: Harmoni Mahasiswa di Tengah Perbedaan


 Lokasi Observasi:


Universitas Mercu Buana, Jakarta Barat


---


(a) Pendahuluan


Saya memilih Kampus Universitas Mercu Buana Jakarta Barat.sebagai lokasi observasi karena kampus ini merupakan tempat bertemunya mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia dengan latar belakang suku, agama, dan status sosial yang beragam. Dalam satu lingkungan belajar, mahasiswa dari Aceh, Jawa, Kalimantan, Papua, dan Nusa Tenggara dapat saling berinteraksi setiap hari. Tujuan observasi ini adalah untuk melihat bagaimana nilai integrasi nasional—yaitu proses menyatukan perbedaan menjadi kesatuan yang harmonis—terwujud dalam interaksi antarmahasiswa di lingkungan kampus.


---


(b) Temuan Observasi


Contoh Positif:

Selama dua minggu saya melakukan pengamatan, saya melihat banyak kegiatan kampus yang mencerminkan semangat kebersamaan di tengah keberagaman. Misalnya, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) mengadakan acara “Festival Budaya Nusantara” yang menampilkan berbagai makanan Nusantara dari berbagai daerah. Mahasiswa saling membantu menyiapkan dekorasi tanpa membeda-bedakan asal daerah nya masing masing. Dan ketika ada kegiatan perkumpulan/rapat di hari Jumat mahasiswa beragama muslim melaksana kan ibadah nya dan mahasiswa non muslim menunggu nya dengan sabar hingga selesai. Hal ini menunjukkan sikap saling menghargai dan toleransi yang tinggi.


Selain itu, di ruang diskusi dan kelas, saya melihat mahasiswa saling bekerja sama dalam tugas kelompok tanpa mempermasalahkan perbedaan. Beberapa dosen juga sering menekankan pentingnya “menjadi mahasiswa yang ber-Bhinneka” dalam proses belajar.


Contoh Negatif:

Namun, saya juga menemukan fenomena yang menunjukkan tantangan terhadap integrasi sosial. Di media sosial kampus, sempat muncul komentar bernada sentimen daerah saat ketua Organisasi menyinggung asal daerah seorang mahasiswa, sehingga menimbulkan perdebatan. Selain itu, beberapa kelompok mahasiswa masih cenderung bergaul dengan teman yang satu daerah atau satu organisasi, sehingga interaksi lintas budaya belum maksimal.


---


(c) Analisis


Kegiatan positif seperti Festival Budaya Nusantara dan kerja sama dalam organisasi kampus mencerminkan integrasi horizontal sebagaimana dijelaskan oleh Myron Weiner (1965) , yaitu proses penyatuan kelompok sosial yang berbeda melalui interaksi sosial yang intensif dan rasa saling membutuhkan. Kampus berperan sebagai ruang miniatur bangsa, di mana semangat Bhinneka Tunggal Ika dapat dilatih dan dipraktikkan. Penggunaan simbol-simbol kebangsaan seperti bendera merah putih dalam kegiatan kampus juga menjadi pengingat bahwa meskipun berbeda suku dan budaya, seluruh mahasiswa adalah bagian dari bangsa yang sama.


Sementara itu, perdebatan di media sosial mencerminkan tantangan dalam menjaga integrasi di ruang digital. Berdasarkan temuan LIPI (2020) tentang polarisasi sosial, perbedaan pandangan politik dan daerah dapat memperlemah kohesi sosial jika tidak diimbangi dengan komunikasi yang etis dan terbuka. Akar masalahnya bisa dilihat dari rendahnya literasi digital dan kurangnya kesadaran etika berkomunikasi di kalangan mahasiswa.


---


(d) Refleksi Diri & Pembelajaran


Dari observasi ini, saya belajar bahwa integrasi nasional tidak hanya dibangun lewat upacara dan slogan, tetapi melalui sikap saling menghormati dalam kehidupan sehari-hari. Saya menyadari bahwa sebagai mahasiswa, saya juga memiliki tanggung jawab untuk menjadi teladan dalam menjaga toleransi dan menghargai perbedaan.


Sebagai generasi muda, saya dapat berperan aktif dengan cara mendorong kolaborasi lintas organisasi mahasiswa, ikut menyebarkan pesan positif di media sosial kampus, dan menolak segala bentuk ujaran kebencian. Saya juga belajar untuk lebih terbuka dalam berteman dengan siapa pun tanpa melihat asal daerah atau agama.


---


(e) Kesimpulan & Rekomendasi


Dari hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa Kampus Mercu Buana merupakan contoh nyata ruang keberagaman yang bisa menjadi model integrasi nasional di tingkat pendidikan tinggi. Meskipun masih ada tantangan berupa eksklusivisme dan sentimen daerah, semangat toleransi dan kerja sama tetap kuat di antara mahasiswa.


Rekomendasi:


1. Kampus sebaiknya membangun program “Dialog Lintas Budaya” secara rutin untuk mempererat hubungan antar mahasiswa dari berbagai daerah.

2. Membentuk tim literasi digital mahasiswa yang berfungsi mengedukasi tentang etika berkomunikasi dan mencegah konflik di media sosial.

Comments

Popular posts from this blog

TUGAS MANDIRI 02 : ANBIYA PANJI DEWANTORO E13